,
Ir. Soekarno
Lahir : Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1966
Meninggal : Jakarta21 Juni 1970
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP/SLTA di Surabaya.ITBdi Bandung
Pengalaman : Penulis/Kolumnis dan pejuang
Politik/Diplomatik; Pendiri PNI
(4 Juli 1927); Proklamator RI
Ir. Soekarno lahir dari keturunan bangsawan Jawa, waktu kecil bernama Kusno yang kemudian akrab dengan panggilan Bung Karno saja. Ia hanya beberapa tahun hidup bahagia bersama orangtuanya di Blitar. Tamat SD tinggal di Surabaya, indekost di rumah HOS Cokroaminoto, politisi kawakan tokoh Syarikat Islam. Sambil belajar, Soekarno menggembleng jiwa nasionalismenya.
Lulus SLTA, Soekarno melanjutkan sekolahnya ke ITB Bandung. Setelah meraih title Ir pada tahun 1926, HOS Cokroaminoto mengambilnya sebagai menantu. Soekarno kemudian mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia) dan berhasil merumuskan ajaran Marhaen.
Karena merasa khawatir, Penjajah Belanda kemudian menjebloskan Soekarno ke penjara Sukabumi, Bandung (29 Desember 1929). Delapan bulan kemudian baru disidangkan di pengadilan dengan tuduhan mengambil bagian dalam suatu organisasi yang bertujuan melakukan kejahatan disamping usaha menggulingkan kekuasaan Hinda Belanda. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, dengan gagah berani Bung Karno menelanjangi kemurtadan bangsa yang mengaku lebihmaju itu. Pada tahun 1933 Belanda membuang Bung Karno ke Endeh, Flores, kemudian memindahkannya ke Bengkulu.
Pada jaman Jepang Bung Karno mensiasati saudara tua yang rakus itu. Pura-pura bekerja sama tetapi memanfaatkannya untuk kepentingan Indonesia. Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, setelah Jepang bertekuk lutut pada sekutu.
Pada siding pleno PPKI ditetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi RI dan memilih Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pertama. Dengan proklamasi kemerdekaan RI, Pancasila dan UUD 1945 ribuan suku bangsa yang berbeda adapt istiadat dan agamanya di 17.000 pula dari Sabang samapi Merauke berhasil disatukan menjadi bangsa yang berdaulat.
Setelah berhasil mempersatukan Nusantara, Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika dan Amerika Latin yang ketika itu umumnya terjajah, menjadi satu kekuatan baru yang adil, makmur dan damai. Bersama negarawan lain Soekarno menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955). Kini berkembang menjadi Gerakan Non-Blok beranggota ratusan Negara.
Ketika di dalam negeri berlarut-larut terjadi perpecahan akibat sejumlah politisi memaksakan pelaksanaan demokrasi parlementer yang liberal, pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden kembali ke UUD 1945. Persatuan dan Kesatuan bangsa utuh kembali.
Tetapi kemudian Bung Karno menerapkan sitem politik Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis). Para penentang politik ini berulang kali mengingatkan Bung Karno untuk tidak memberi peluang berkembangnya komunisme, karena akan berkhianat seperti pernah dilakukannya pada tahun 1926 dan 1948. kekhawatiran itu terbukti lagi, PKI melancakan kudeta (30 September 1965). Namun meskipun didesak Presiden Soekarno enggan membubarkan PKI. Setelah keadaan parah, pada 11 Maret 1966 barulah ia mengeluarkan Surat Perintah kepada Jendral Soeharto, yang lebih dikenal dengan supersemar, agar mengambil tindakan, yang kemudian membubarkan PKI sampai ke akar-akarnya.
Menjelang akhir masa baktinya, proklamator itu pernah berkata, “Selangkah saja saya maju, Negara ini akan hancur”. Ia memang tak bergeming sedikitpun. Lebih baik dirinya lebur daripada bangsa dan Negara ini hancur.
Meskipun kini sudah lama tiada, tetapi nama besarnya tak pernah pudar, kekal di hati rakyat Indonesia. Itu berkat jasanya kepada bangsa dan Negara yang tak terhingga.
Read More..